SATU JUNI DuA RIBU DELAPAN

Ketika pagi menghunuskan pedang2 dingin
ingin rasanya aku menyamar menjadi embun
menyaksikanmu bangkit dari mimpi
memandang gaun putih yg menari2 di sekitar tubuh langsingmu
setelah matahari menembus retakan jendela kamarmu
turun menjadi aljabar
yg tk pernah terbaca oleh cinta
hingga matahari menelanku
aku hiraukan itu semua

tatkala dibusur langit
aku berupaya menjadi matahari
yang kau pandang sambil berlari
dan kupunguti,kuhimpun
senyum manismu yg ditabur
semerbak bunga lila
meski suhu tubuhku demam tinggi

aku rela menghampar sebagai rerumputan lembut
permadani yg melindungimu dari pepucuk duri
sebelum langkahmu terhenti
dan sirip2 awan menepi

apakah aku buta olehmu??
Atau mungkin kamu hanya tergores di buku gambar hidupku?
Tapi kenapa begitu matang rinduku?
Sebrutal amuk babi hutan
kehilangan lumpur dan umbian
seganas induk ayam betina
terpisah dari satu anaknya

segalanya mengawang
kadang hilang
kadang membayang
kadang berbilang bilang
lalu hampa
akhirnya fana
atau mungkin tak terseka
akupun tak berani menerka cuaca

langitpun merah serupa pipimu
pipi yg selalu disinggahi pelangi
juga kupu2 bersayap madu
senjapun ikut lebam dlm merah yg padam dibibirmu
dan tidurku;mimpiku
jadi bunga yg mekar di dadaku
tidur yg menjerit memanggilmu dalam rahim waktu

apik apik :veryhappy:

gud poem

kesedihan bung ali d bln juni
puisinya sedih mulu
jadi terharu...